1. Kode isyarat-isyarat Internasional pada dasarnya dimaksudkan untuk memberikan cara-cara dan sarana-sarana berkomunikasi dalam situasi yang ada hubungannya dengan keselamatan pelayaran dan orang-orang. Khususnya apabila terdapat kesulitan-kesulitan dalam bahasa. Dalam mempersiapkan kode, telah diperhitungkan kenyataan bahwa dengan digunakannya radio telefoni dan radio telegrafi secara luas akan dapat memberi cara-cara berkomunikasi dalam bahasa biasa yang sederhana dan efektif manakala tidak terjadi kesulitan-kesulitan bahasa.
2. Isyarat-isyarat yang dipergunakan terdiri atas :
a. Isyarat-isyarat satu huruf diperuntukkan bagi hal-hal/keadaan keadaan yang sangat mendesak, penting atau yang dipergunakan secara umum sekali.
b. Isyarat-isyarat dua huruf diperuntukkan bagi seksi umum.
c. Isyarat-isyarat tiga huruf yang diawali dengan “M”
diperuntukkan bagi seksi medis.
3. Kode tunduk pada azas dasar bahwa masing-masing isyarat harus mempunyai suatu arti yang lengkap. Azas tunduk ini dipatuhi dalam seluruh kode dalam hal-hal tertentu, jika dianggap perlu, dipergunakan pula angka-angka bulat untuk melengkapi kelompok-kelompok yang telah ada.
4. Angka-angka bulat mengungkapkan :
a. Variasi-variasi dalam arti dari isyarat-isyarat dasar.
Contoh-contoh :
1. “CP” = “Saya (atau kapal yang ditunjukkan) sedang melanjutkan perjalanan untuk menolong anda”
“CPI”= “Pesawat terbang SAR sedang datang untuk menolong anda”
2. “JR” = “Saya (atau kapal yang ditunjukkan) berharap mengapung kembali”.
“JR3”= “Saya (atau kapal yang ditunjukkan) berharap mengapung kembali bilamana pasang naik”.
b. Pertanyaan-pertanyaan tentang pokok dasar atau isyarat dasar yang sama :
Contoh-contoh :
1. “DY” = “Kapal (atau nama atau isyarat identitas) telah tenggelam di li…………………….. bu………………………..”
2. “DY4”= “Berapakah dalam air dimana kapal itu telah tenggelam?”
3. “DK” = “Anda harus mengirim semua sekoci rakit yang ada
“DK1”= “Memerlukan sekocikah anda?”
c. Jawaban-jawaban atas suatu pertanyaan atau permintaan yang diungkapkan oleh isyarat dasar.
Contoh-contoh :
1. “HX” = “Telah mendapat kerusakankah anda dalam pelanggaran?”
“HX1”= “Saya telah mendapat kerusakan berat diatas air”
2. “IB” = “Kerusakan apakah yang anda derita?”
“IB4” = “Besarnya kerusakan masih belum diketahui”.
d. Keterangan yang merupakan pelengkap, yang khas atau terperinci.
Contoh-contoh :
1. “IN” = “Saya perlu seorang penyelam”
“IN1” = “Saya perlu seorang penyelam untuk membebaskan baling-baling”
2. “JA” = “Saya memerlukan alat-alat pemadam api”
“JA1” = “Saya memerlukan alat-alat pemadam api biasa”
“JA2” =“Saya memerlukan alat-alat pemadam api CO2”
5. Angka-angka bulat yang muncul di dalam teks lebih dari satu kali telah dikelompokkan dalam 3 buah tabel.
Tabel-tabel itu hanya akan dipergunakan oleh karena dan bila nama tercantum dalam teks isyarat-isyarat saja.
6. Teks di dalam tanda kurung menunjukkan :
a. Kemungkinan lain, misalnya : “ … (atau pesawat penyelamat). b. Keterangan yang boleh dipancarkan jika hal itu dianggap perlu atau jika hal itu ada, misalnya : “… (posisi harus ditunjukkan
jika dianggap perlu)”.
c. Suatu penjelasan dari teks, misalnya : “… (jumlah) depa”.
7. Isyarat-isyarat digolongkan menurut pokok kalimat dan arti. Kode- kode isyarat yang ditunjuk oleh lajur-lajur di sebelah kanan dipergunakan untuk mempermudah pengkodean berita yang diacu.
DEFINISI - DEFINISI
Agar maksud dari kode ini dapat terpenuhi, maka istilah-istilah berikut ini harus diartikan sebagaimana yang didefinisikan dibawah ini :
a. Sitertuju adalah pejabat kepada siapa sesuatu isyarat dialamatkan.
b. Kelompok adalah satu huruf atau lebih dan/atau satu angka untuk lebih yang tidak terputus-putus dan yang bersama membentuk sebuah syarat.
c. Sebuah pancangan terdiri atas satu kelompok atau lebih yang dikibarkan pada seutas tali bendera tunggal. Sebuah pancangan disebut berada ditengah-tengah, apabila pancangan itu dikibarkan kira- kira disetengah ketinggian maksimal dari tali bendera. Sebuah pancangan atau isyarat disebut berada di puncak, apabila atau syarat itu diketinggian maksimal yang dapat dicapai oleh tali bendera.
d. Isyarat identitas atau nama panggilan adalah kelompok huruf-huruf dan angka-angka yang diberikan oleh administrasi pemerintahannya kepada masing-masing stasion.
e. Kelompok angka adalah sebuah kelompok yang terdiri atas satu angka atau lebih.
f. Originator adalah pejabat yang menyuruh dipancarkannya suatu berita. g. Prosedur adalah ketentuan-ketentuan atau aturan yang dibuat untuk
menyelenggarakan isyarat.
h. Isyarat prosedur adalah sebuah isyarat yang dibuat untuk mempermudah isyarat dilaksanakan.
i. Stasion Penerima adalah stasion yang olehnya sesuatu isyarat benar- benar dibaca.
j. Pengisyaratan bunyi adalah sistim pemberian isyarat Morse dengan mempergunakan sirine, suling, koro kabut, lonceng atau ala-alat bunyi lain.
k. Stasion berarti sebuah kapal, pesawat terbang, pesawat penyelamat atau setiap tempat dimana komunikasi dapat diselenggarakan dengan mempergunakan apapun juga.
l. Stasion asal adalah stasion dimana isyarat pada akhirnya diterima oleh si tertuju.
m. Stasion asal adalah stasion dimana originator menyerahkan sesuatu untuk dipancarkan, tanpa memperhatikan sistim komunikasi yang dipergunakan.
n. Tali pemisah adalah seutas tali bendera yang panjangnya kira-kira 6 kaki (2 meter), dipergunakan untuk memisahkan atau mengantarai masing-masing kelompok bendera.
o. Waktu asal adalah saat pada waktu mana isyarat diorder untuk dikirimkan.
p. Stasion pemancar adalah stasion yang oleh stasion itu sesuatu isyarat benar-benar dibuat.
q. Pengisyaratan visual adalah sistim komunikasi yang pengisyaratannya dapat kelihatan (dapat terlihat).
CARA-CARA BERISYARAT
1. Cara-cara berisyarat yang dapat dipergunakan adalah :
a. Pengisyaratan bendera dengan mempergunakan bendera-bendera isyarat sebagaimana yang tertera di dalam halaman 26 dan 27.
b. Pengisyaratan dengan cahaya, menggunakan tanda-tanda Morse sebagaimana yang tertera dalam halaman 36.
c. Pengisyaratan bunyi, mempergunakan tanda-tanda Morse sebagaimana yang tertera di dalam halaman 45.
d. Suara dengan mempergunakan pengeras suara. e. Radiotelegrafi
f. Radiotelefoni
g. Pengisyaratan dengan mempergunakan bendera-bendera tangan atau lengan-lengan.
i. Semafore
ii. Morse (baca : Mors!)
2. Pengisyaratan dengan bendera
Seperangkat bendera isyarat terdiri atas 40 lembar bendera yakni :
a. 26 bendera abjad (huruf);
b. 10 bendera (ular-ular) angka;
c. 3 ular-ular pengganti;
d. 1 ular-ular balas.
3. Pengisyaratan dengan cahaya dan bunyi
a. Tanda-tanda Morse menyimbolkan huruf-huruf, angka-angka, dan sebagainya. Diungkapkan dalam tanda-tanda dasar yang berupa titik-titik (pendek-pendek) dan garis-garis (panjang) diisyaratkan secara tunggal atau secara kombinasi.
Tentang waktu pemancarannya, kita harus memperhatikan benar- benar tentang perimbangan waktu antara titik-titik (pendek-pendek), garis-garis (panjang-panjang) ruang-ruang diantara dasar yang satu dengan tanda dasar yang lain dan ruang-ruang diantara dua tanda Morse lengkap serta ruang-ruang antara dua kata atau kelompok.
Adapun perimbangan waktu yang dimaksudkan itu adalah sebagai berikut :
i. Sebuah titik (pendek) dipergunakan sebagai satu satuan waktu;
ii. Sebuah garis (panjang) senilai dengan tiga titik (=3 satuan waktu);
iii. Ruang waktu diantara dua tanda dasar senilai dengan 1 titik (=1
satuan waktu);
iv. Ruang waktu diantara dua simbol lengkap senilai dengan 3 titik (=
3 satuan waktu);
v. Ruang waktu antara dua kata atau dua kelompok senilai dengan
7 titik (=7 satuan waktu);
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang perimbangan waktu yang dimaksudkan itu, harap perhatikan contoh dibawah ini!
Contoh : Tuturan kata “BAB TIGA” akan diisyaratkan sebagai berikut
:
b. Dalam melakukan pengisyaratan cahaya dan bunyi, sementara mematuhi instruksi sebagaimana yang telah ditentukan, namun adalah lebih baik dibuat kesalahan barang sedikit yakni dengan cara mengisyaratkan tanda-tanda titik (pendek) sedikit lebih pendek dalam perimbangannya terhadap tanda-tanda garis (panjang).
Kesengajaan berbuat demikian itu mengandung maksud agar supaya kedua macam tanda dasar itu menjadi lebih besar. Kecepatan standard (patokan) adalah 40 huruf untuk setiap menitnya (dalam melakukan isyarat cahaya).
Instruksi-instruksi yang terperinci untuk pengisyaratan dengan cahaya dan bunyi itu diutarakan dalam bab VI dan bab IX.
4. Suara dengan menggunakan pengeras suara
Bilamana mungkin, harus dipergunakan bahasa biasa, tetapi apabila terdapat kesulitan dalam bahasa, kelompok-kelompok dari kode isyarat- isyarat internasional dapat disampaikan dengan menggunakan tabel- tabel ejaan fonetik.
5. Radio telefoni dan radio telegrafi
Bilamana untuk mengirimkan isyarat-isyarat dipergunakan Radio telefoni atau radio telegraf, maka para operator pesawat-pesawat harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari peraturan-peraturan Radio dari Internasional Telecomunication Union yang berlaku (lihat BAB VII, Radio telefoni).
INSTRUKSI-INSTRUKSI UMUM
1. Orginator dan Sitertuju
Kecuali apabila dinyatakan lain, maka semua isyarat antara kapal-kapal adalah isyarat yang disampaikan (dibuat) oleh Nakhoda kapal asal ditujukan kepada Nakhoda kapal yang dituju.
2. Identitas kapal-kapal dan pesawat-pesawat terbang
Isyarat-isyarat identitas bagi kapal dan pesawat-pesawat terbang diberikan atas dasar konvensi Internasional. Oleh karenanya, maka isyarat identitas dapat menunjukkan kebangsaan sesuatu kapal atau pesawat terbang.
3. Penggunaan Isyarat Identitas
Isyarat-isyarat identitas dapat dipergunakan untuk dua maksud
a. Untuk berbicara dengan sebuah stasion atau memanggilnya
Contoh-contoh :
“YP PKRS” = “Saya ingin berkomunikasi dengan kapal yang nama panggilannya PKRS … dengan menggunakan tabel pelengkap 1.
(“YP” adalah kelompok kode isyarat yang dimaksudnya : “Saya ingin berkomunikasi dengan kapal atau stasion darat …. dengan menggunakan … tabel pelengkap I)
b. Untuk membicarakan sesuatu stasion atau menunjuknya
Contoh-contoh :
“HY 1 PKRS” = “Kapal yang nama panggilannya PKRS dengan kapal mana telah berlanggaran, telah melanjutkan perjalanannya”.
(“HY 1” adalah kelompok kode isyarat yang dimaksudnya : “Kapal (nama atau isyarat identitas) dengan siapa saja telah berlanggaran telah melanjutkan perjalanannya”.
4. Nama-nama kapal dan/atau tempat-tempat
Nama-nama kapal dan/atau tempat-tempat harus di eja. Contoh-contoh :
“RV BELAWAN” = “Anda harus melanjutkan perjalanan anda ke Belawan”. (“Belawan” harus di eja : “Brawo Echo Lima Alfa Whiskey Alfa November”).
(“RV” adalah kelompok kode isyarat yang dimaksudnya: “Anda harus melanjutkan perjalanan anda (ke tempat yang ditunjukkan jika dianggap perlu).
Contoh-contoh :
“JR 2 PEMBANGUNAN” = Kapal yang namanya Pembangunan berharap terapung kembali pada siang hari”.
(“JR 2” adalah kelompok kode isyarat yang dimaksudnya : “Saya (atau kapal yang ditunjukkan berharap terapung kembali pada siang hari”).
5. Cara mengisyaratkan bilangan
a. Bilangan-bilangan harus diisyaratkan sebagai berikut :
i. Semafora : dieja;
ii. Berisyarat dengan bendera : dengan mempergunakan bendera angka dari kode.
iii. Berisyarat dengan cahaya atau bunyi : pada umumnya dengan menggunakan angka-angka dalam kode Morse, tetapi boleh juga dengan cara mengeja.
iv. Radiotelefoni atau pengeras suara : dengan menggunakan kata- kata kode dari tabel ejaan angka.
b. Angka-angka yang merupakan bagian dari maksud dasar sesuatu isyarat harus dikirimkan bersama-sama dengan kelompok dasar itu. Contoh-contoh :
1. “DI30” = “Saya memerlukan sekoci-sekoci untuk 30 orang
(“DI” adalah kode isyarat yang dimaksudnya :
“Saya memerlukan sekoci-sekoci … (jumlah)
orang”)
2. “DG 4” = “Saya mempunyai 4 buah sekoci bermotor
(“DG” adalah kelompok kode isyarat yang maksudnya : “Saya mempunyai sebuah/ atau sejumlah sekoci bermotor”)
3. “ER Z1829” = “Anda harus menunjukkan posisi anda pada pukul
1829 GMT”
(“ER” adalah kelompok kode isyarat yang maksudnya : “Anda harus menunjukkan posisi anda pada waktu yang ditunjukkan. (“Z1829” adalah kelompok yang maksudnya : “Pukul 1829
GMT”).
c. Tanda desimal (koma) yang terletak diantara angka-angka harus diisyaratkan sebagai berikut :
i. Semafore : dieja, jadi “Desimal”
ii. Berisyarat dengan bendera : dengan menyisipkan ular-ular balas diantara bendera-bendera angka yang dimaksudkan untuk mengungkapkan tanda desimal itu.
iii. Berisyarat dengan cahaya dan bunyi : dengan isyarat “Tanda desimal”, yakni “AAA”.
iv. Suara : dengan menggunakan kata “Decimal” sebagaimana dinyatakan dalam tabel ejaan angka.
d. Manakala teks berita mengungkapkan kedalaman, panjang, tinggi, lebar dan lain sebagainya.
Yang diisyaratkan dalam satuan kaki atau meter, maka angka-angka tersebut harus diikuti oleh “F” untuk menunjukkan bahwa satuan yang dipergunakan adalah satuan kaki ataupun oleh “M”, apakah satuan yang dipergunakan adalah meter.
Contoh : 26 F = 26 Feet
17 M = 17 Meter
6. Azimut atau baringan
Azimu atau baraingan harus diungkapkan dalam 3 angka yang menyatakan derajat-derajat dari 000 hingga 359, diukur searah dengan jalan jarum jam.
Untuk mencegah terjadinya kekeliruan, maka angka itu harus diawali oleh huruf “A”. Azimut-azimut dan/atau baringan-baringan itu senantiasa harus menunjukkan arah-arah sejati, terkecuali jika dinyatakan lain.
Contoh :
a. “LW 025” = “Saya menangkap pancaran anda pada baringan
025°
b. “LT A110 T1639” = “Baringan anda dari saya adalah 110° pada pukul 1630 (waktu setempat)”.
c. “LU PKRU Romeo De Bril A097 1345” =
“Baringan PKRU dari De Bril adalah 097°
pada pukul 1345 waktu setempat”.
7. Halaman
Haluan harus diungkapkan dalam 3 angka yang menyatakan derajat- derajat dari 000 hingga 359, diukur searah dengan jarum jam. Jika kekeliruan mungkin dapat terjadi. Angka-angka itu harus diawali oleh huruf “C”. Haluan-haluan itu harus menyatakan haluan-haluan sejati, terkecuali jika dinyatakan lain.
Contoh-contoh :
a. “MD 125” = “Haluan saya 125°”
b. “GR C140 S12” = “Kapal sedang datang untuk menolong anda dengan haluan 140°, kecepatan 12 mil setiap jam”.
c. “FL C 123” = “Anda harus mengambil haluan 123° untuk mencapai tempat dimana kecelakaan terjadi”.
8. Tanggal
Tanggal harus diungkapkan dalam 24 atau 6 angka diawali dengan huruf “D” Dua angkanya yang pertama menyatakan tanggal. Apabila angka-angka itu hanya dipergunakan sendiri saja, maka hal itu berarti
bahwa tanggal yang dimaksudkan adalah tanggal dari bulan yang sedang berjalan.
Jika tanggal yang dimaksudkan bukan tanggal dari bulan yang sedang berjalan, maka dua angkanya yang kedua menyatakan bulan yang dimaksudkan dalam tahun yang sedang berjalan.
Jika dianggap perlu, maka tahunnya dapat pula diungkapkan dengan dua angka (dalam urutan yang paling belakang).
Contoh-contoh :
a. “D 15” = “Tanggal 15 dari bulan yang sedang berjalan” Catatan = Jadi jika isyarat itu dikirimkan dalam bulan Maret,
maka isyarat itu harus diartikan/dibaca tanggal 15
Maret
b. “D 1506” = “Tanggal 15 Juni”
c. “D 2801” = “Tanggal 28 Januari”
d. “D 2512” = “Tanggal 25 Desember”
e. “D 301262” = “Tanggal 30 Desember 1962”
f. “D 170845” = “Tanggal 17 Agustus 1945”
9. Lintang
Lintang sesuatu tempat diungkapkan dengan 4 angka yang diawali huruf “L”. Dua angkanya yang pertama menunjukkan derajat-derajat, sedangkan dua angka selebih-lebihnya menunjukkan menit-menit.
Huruf “N” (North/Utara) atau huruf “S” (South/Selatan) ditambahkan dibelakangnya jika dianggap perlu, sekalipun demikian agar supaya isyarat jadi lebih sederhana, maka huruf-huruf “N” itu boleh ditiadakan asalkan dengan ditiadakannya huruf-huruf itu tidak akan menimbulkan terjadinya kekeliruan.
Contoh:
“L 6950S” = “Lintang 69° 50' Selatan”
“L 6950” = “Lintang 69° 50' Selatan”
Huruf “S” dibelakang angka-angka itu dapat ditiadakan, sebab dengan ditiadakannya huruf itu, kekeliruan tidak mungkin dapat terjadi.
10. Bujur
Bujur sesuatu tempat diungkapkan dengan 4, atau apabila dianggap perlu 54 angka yang diawali dengan huruf “G”.
2 atau 3 angkanya yang pertama menunjukkan derajat-derajat, sedangkan dua angkanya yang terakhir (selebihnya) menunjukkan menit-menit. Apabila bukur sesuatu tempat lebih dari 99°,pada umumnya tidak akan terjadi kekeliruan apabila angka yang merupakan kelipatan dari seratus ditiadakan. Sekalipun demikian, untuk menghindari kekeliruan, maka lebih baik jika diungkapkan dengan 5 angka.
Huruf “E” (East/Timur) atau “W” (West/Barat) akan ditambahkan dibelakang angka-angka itu jika dianggap perlu, sebaliknya huruf-huruf itupun dapat juga ditiadakan jika dengan ditiadakannya huruf-huruf itu tidak akan menimbulkan kekeliruan.
Contoh-contoh :
a. “G14535E” = “Bujur 145° 35' Timur”
Atau bujur itupun dapat juga diisyaratkan sebagai :
“G14535”. Sebab dengan ditiadakannya huruf “E” dibelakang angka-angka itu tidak akan mengakibatkan timbulnya kekeliruan.
b. “G17955W” = “Bujur 179° 55' Barat”
Catatan = Penambahan huruf “W” dibelakang angka-angka itu adalah mutlak perlu, sebab jika tidak demikian, maka besar sekali akan timbul salah arti, sebab bukanlah bujur tempat yang seharusnya bujur barat dapat disangka bujur Timur? (Sebab kedudukan kedua bujur itu berdekatan sekali).
11. Jarak
Angka-angka yang diawali dengan huruf “R” adalah isyarat yang menyatakan jarak yang dinyatakan dalam satuan mil.
Contoh :
a. “0V A070 R14” = “Ranjau (2) agaknya berada pada baringan 070° dari saya, jarak 14 mil. Huruf “R” boleh ditiadakan jika dengan ditiadakannya huruf tambahan itu tidak akan menimbulkan kekeliruan.
b. “OM A140 E18” = “Baringan dan jarak yang diperoleh dengan radar 140°, jarak 18 mil.
12. Kecepatan
Kecepatan diungkapkan dengan angka-angka yang diawali dengan :
a. Huruf “S” untuk menunjukkan bahwa kecepatan yang dimaksud itu adalah kecepatan dalam satuan mil/jam.
b. Huruf “V”, untuk menunjukkan bahwa kecepatan yang dimaksud itu adalah kecepatan dalam satuan kilometer/jam.
Contoh-contoh :
1. “BQ S400” = “Kecepatan pesawat terbang saya terhadap permukaan bumi adalah 400 mil setiap jam.
2. “BQ V 500” = “Kecepatan pesawat terbang saya terhadap permukaan bumi adalah 500 kilometer setiap jam”.
3. “EV L0515” G13027EC125 S20” =”Posisi haluan dan kecepatan saya sekarang ini 05° 15, U 130° 24' T haluan
125°, 20 mil setiap jam”.
4. “GR C095 S21” = “Kapal sedang datang menolong anda (atau menolong kapal atau pesawat terbang yang ditunjukkan) dikemudikan dengan haluan 95°, kecepatan 21 mil setiap jam”.
13. Waktu
Waktu-waktu harus diungkapkan dengan 4 angka.
Dua angkanya yang pertama menunjukkan jam-jam (dari 00 = tengah malam sampai dengan 23 = 11 malam), sedangkan 2 angka yang selebihnya menunjukkan menit-menit (dari 00= sampai dengan 59) Angka-angka tersebut diawali dengan :
a. Huruf “T” untuk menyatakan bahwa waktu yang dimaksudkan oleh isyarat itu adalah waktu setempat/localtime.
b. Huruf “Z”, untuk menyatakan bahwa waktu yang dimaksudkan oleh isyarat itu adalah waktu menengah Green Wich (GMT).
Contoh-contoh :
1. “BH T1535 L0715N G11530E C080” = “Saya telah melihat ada sebuah pesawat terbang pada pukul 1535 waktu setempat dilintang
07° 15' T terbang dengan haluan 080”
2. “MH C315°Z2305” = “Anda harus merubah haluan anda jadi 315°
pada pukul 2305 GMT”
3. “RX Z1340” =”Anda harus melanjutkan perjalanan pada pukul 1340
GMT”
4. “RD 1 T1325” = “Anda harus menghibob jangkar pada pukul 1325
waktu setempat”
14. Waktu asal
Waktu asal dapat ditambahkan pada akhir teks berita. Waktu asal itu harus diberikan hingga ke menit-menitnya yang paling mendekati dan diungkapkan dalam 4 angka.
Lepas dari waktu kapan sesuatu isyarat itu diawali, maka waktu asal itupun harus menunjukkan pula bilangan acuan yang mudah.
15. Komunikasi dengan menggunakan kode isyarat lokal (setempat) Apabila sebuah kapal atau stasion pantai hendak berkomunikasi dalam kode isyarat setempat, maka komunikasi itu dimulai, maka isyarat- isyarat itu harus diawali dengan :
“YV 1” = “Kelompok yang berikut ini adalah kelompok- kelompok dari kode isyarat setempat”
PENGISYARATAN DENGAN BENDERA
1. Bahwa pada suatu saat tertentu harus hanya dipancarkan satu pancangan, dapatlah dianggap sebagai aturan umum. Masing-masing pancangan atupun kelompok pancangan harus tetap dalam keadaan terpancang (dikibarkan) sampai pancangan itu memperoleh sambutan
(balasan) dari stasion penerima (lihat ayat 3 dibawah).
Jika pada satu kali bendera yang sama diperlihatkan lebih dari satu kelompok, maka kelompok yang satu dengan kelompok yang berikutnya harus diantarai oleh tali-tali pemisah (tackline). Stasion pengirim harga senantiasa memancangkan isyarat-isyarat itu di tempat yang memungkinkan pancangan itu dapat terlihat oleh stasion penerima dengan semudah-mudahnya, maksudnya bahwa pancangan itu harus dipancangkan di kedudukan yang sedemikian rupa, sehingga bendera-bendera akan berkibar dengan bebas serta bebas pula dari asap.
2. Cara memanggil
Isyarat identitas dari stasion (2) yang dituju harus dipancangkan bersama dengan isyarat itu sendiri (lihat Bab IV ayat 3). Jika isyarat identitas itu tidak dipancangkan, maka harus diartikan bahwa isyarat yang dipancangkan itu diperuntukkan bagi stasion yang berada di dalam jarak pengisyaratan visual.
Jika isyarat identitas stasion yang dikehendaki untuk berkomunikasi tidak diketahui, maka terlebih dahulu harus dipancangkan salah satu dari kelompok-kelompok berikut ini:
1. “VC” = “Anda harus memancangkan isyarat identitas anda”
2. “CS” = “Apakah nama atau isyarat identitas kapal (atau stasion) anda” dan pada waktu yang bersamaan itu pun stasion tersebut harus juga memancangkan isyarat identitasnya sendiri.
3. “YQ” = “Saya ingin berkomunikasi dengan menggunakan
… (Tabel pelengkap I) dengan kapal yang baringannya … dari saya”, dapat juga dipergunakan.
3. Cara Membalas Isyarat
Semua stasion, kepada stasion mana isyarat-isyarat dialamatkan ataupun yang ditunjuk dalam isyarat, harus memancangkan ular-ular balas di tengah-tengah segera setelah ia melihat setiap pancangan diperlihatkan oleh stasion pengirim.
Ular-ular balas itu harus dikibarkan dipuncak segera setelah stasion- stasion itu memahami maksud pancangan, ular-ular balas itu harus diturunkan lagi ditengah-tengah segera setelah pancangan distasion pengirim diturunkan, ular-ular balas itu akan dipancangkan berikutnya dipahami, begitu seterusnya.
4. Cara Mengakhiri Isyarat
Stasion pengirim hanya harus memancangkan ular-ular balas setelah isyarat yang terakhir dipancangkan terakhir dipancangkan untuk menunjukkan bahwa isyarat telah selesai sama sekali. Stasion harus membalasnya dengan cara yang sama sebagaimana yang harus dilakukan terhadap semua pancangan (lihat ayat 3).
5. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan bilamana isyarat-isyarat tidak dipahami.
Jika stasion penerima tidak dapat membeda-bedakan bendera-bendera isyarat yang diperuntukkan baginya itu dengan jelas, maka stasion penerima itu harus tetap memancangkan ular-ular balas itu ditengah- tengah.
Jika isyarat dapat dikenali oleh stasion penerima, tetapi ia tidak dapat memahami tentang maksud atau arti pacangan isyarat itu, maka ia dapat memancangkan isyarat berikut ini :
1. “ZQ” = “Isyarat anda agaknya tidak dikodekan dengan baik/benar, anda harus memeriksanya dan ulangilah seluruhnya”
2. “ZL” = “Isyarat anda telah saya terima, tetapi saya tidak memahami maksudnya”.
6. Penggunaan ular-ular pe ngganti
Dengan digunakannya ular-ular pengganti kita diberi kemungkinan untuk mengadakan pengulangan isyarat yang sama, entah bendera huruf entah bendera angka sebanyak satu kali atau lebih dalam kelompok yang sama, manakala di kapal kita hanya terdapat satu perangkat bendera isyarat.
Ular-ular pengganti pertama senantiasa mengulangi bendera isyarat yang teratas yang segolongan dengan bendera-bendera yang mendahului ular-ular pengganti tersebut secara langsung.
Ular-ular balas jika dipergunakan sebagai tanda desimal, maka dalam menentukan ular-ular pengganti mana yang dipergunakan dalam sebuah kelompok yang didalamnya terdapat tanda desimal itu bukalah merupakan masalah lagi, sebab ular-ular balas yang sedang berfungsi
sebagai tanda desimal itu bukan satu golongan dengan bendera yang akan diganti oleh ular-ular pengganti yang dimaksudkan.
Contoh :
1. Kelompok isyarat “PP” harus diisyaratkan sebagai berikut : P – Ular-ular pengganti pertama.
2. Kelompok bilangan “2233” harus dinyatakan dengan menggunakan ular-ular (bendera-bendera) angka sebagai berikut :
2 – Ular-ular pengganti pertama
3 – Ular-ular pengganti ketiga
3. Kelompok bilangan “123.1” harus diisyaratkan sebagai berikut :
1
2
3
Ular-ular balas
Ular-ular pengganti pertama
Catatan : Ular-ular balas dalam kelompok ini berfungsi sebagai
“tanda desimal”
7. Cara mengeja
Nama-nama yang terdapat di dalam teks isyarat harus dieja dengan mempergunakan bendera-bendera huruf.
Kelompok isyarat “YZ” :
“Kata-kata yang berikut ini adalah kata-kata dalam bahasa biasa” jika dianggap perlu dapat juga dipancangkan sebelum pengejaan dilakukan.
CARA MENGGUNAKAN ULAR -ULAR PENGGANTI
DD M M M M L M M D D L A B B
D M Up. M M L
Up.I I Up. II L D A
Up. I Up. II B
Up. III
A.225 Z 0110 T 1122 I.33 R 5.55
A Z T I R
2 0 1 Ular Jawab 5
Up. I I Up. I 3 Ular Jawab
5 Up. II 2 Up. II Up. I
Up. I Up. III Up. II
Catatan : Up. I = Ular-ular pengganti ke I
Up. II = Ular-ular pengganti ke II
Up. III = Ular-ular pengganti ke III
BENDERA – BENDERA HURUF
ULAR – ULAR ANGKA
0 komentar:
Posting Komentar