Tikus-Tikus Nakal -Naskah Drama
Posted by Murdiansyah di/pada 2010/03/24
Suasana di depan sekolah pada suatu siang sepulang sekolah. Terlihat seorang anak sekolah bernama Murdi membeli beberapa kantung kacang dari sebuah warung.
Ia segera pulang ke rumahnya.
Suasana rumah Murdi. Murdi membuka sepatu dan kaus kakinya. Ia meletakkannya begitu saja di belakang pintu rumahnya. Ia lalu segera pergi ke kamarnya.Sander melihat tindakan Murdi.
Sander: (marah) “Murdi, sepatumu jangan diletakkan sembarangan. Kan, sudah sander sediakan rak khusus untuk menyimpan sepatu.”
Murdi : (menyeka keringat di keningnya) “Murdi kan capek, der. Hari ini rasa nya gerah banget. Lagian, kan ada Bi Surti.”
Sander : “Bi Surti pulang kampung selama tiga hari. Lagian, kenapa kamu menanyakan Bi Surti?”
Murdi : “Biasanya kan Bi Surti yang suka membereskan sepatuku.”
Sander: (kesal) “Untuk hal seperti ini, Ibu rasa kamu bisa me ngerjakannya sendiri.”
Murdi: (segera mengambil sepatu dan kaus kakinya yang ber serakan) “Aahh… sander.”
Murdi segera masuk ke kamarnya. Suasana berganti menjadi kamar Murdi. Di kamar, terdapat sebuah tempat tidur kecil, kipas angin, meja belajar, dan sebuah tempat sampah. Murdi merebahkan diri di atas tempat tidurnya. Ia melemparkan tasnya ke samping bawah meja belajarnya. Ia belum mengganti baju seragamnya. Lalu, ia menyalakan kipas angin.
Murdi : (sambil membaca buku yang diambilnya dari meja belajar) “Ahh… begini kan lebih enak….”
Murdi membuka bungkus kacang yang ia beli tadi. Ia membuka satu per satu dan melemparkan begitu saja kulit-kulit kacang ke bawah tempat tidurnya.
Suasana malam. Murdi tidak bisa tidur. Ia mendengar suara-suara aneh.
Ciiitttt… cit… cittt…. Murdi ketakutan. Dari kolong tempat tidurnya, keluar seekor tikus.
Murdi kaget. Ia paling takut pada tikus. Tidak berapa lama kemudian, beberapa ekor tikus keluar dari kolong tempat tidurnya. Murdi mengambil sapu ijuk.
Murdi: (mencoba mengusir tikus-tikus) “Ukhhh… mengganggu saja!” (memukul seekor tikus)
Beberapa tikus malah menghampiri Murdi.
Murdi : (ketakutan dan menjerit-jerit) “Sander, Sander tolongin Murdi!”
Sander : (membuka pintu kamar Murdi) “Ada apa kok kamu teriak-teriak?”
Murdi : (wajahnya pucat) “Sander, banyak si Jerry!”
Sander: “Jerry, siapa itu Jerry?”
Murdi: (menunjuk ke bawah tempat tidurnya) “Maksud Murdi banyak tikus kecil.”
Sander : (kebingungan) “Di mana?”
Murdi : “Itu di bawah tempat tidur Murdi!
Murdi takut Murdi tidak mau tidur di kamar Murdi
Sander : “Ya sudah, malam ini kamu tidur bersama kakakmu saja.”
Suasana pagi hari. Sander masuk ke kamar
Murdi. Ia kaget melihat sampah-sampah berserakan di bawah tempat tidur Murdi.
Sander: (berteriak, mukanya cemberut)
“Murdi …sini!”
Murdi: (memakai seragam sekolah) “Ya ada apa, der?”
sander: “Lihat!” (menunjuk ke sampah yang berserakan) “Kamu jorok sekali. Pantas banyak tikus di kamarmu.”
Murdi: (malu dan tertunduk) “Habis bagaimana dong?”
Sander : “Lho kok, malah tanya. Mulai sekarang kamu harus menjaga kebersihan kamarmu. Kamu jangan membuang sampah sembarangan lagi. Kan, sudah.der sediakan tempat sampah di kamarmu (menunjuk ke tempat sampah).
Apa perlu Sander membuatkan pulang peringatan di sini?”
Murdi: “der bisa saja. Murdi janji tidak akan membuang sampah sembarangan lagi.
Murdi kapok sama si Jerry-Jerry nakal.”
Sander : (tersenyum) “Ya sudah, sekarang kamu pergi sekolah. Pulang sekolah nanti, kamu harus membersihkan kamar mu.”
Murdi : “Baik, der!”
Sejak saat itu, Murdi selalu menjaga kebersihan kamar nya.
Naskah drama ini adalah hasil pengubahan dari cerpen “Tikus-Tikus Nakal”.
0 komentar:
Posting Komentar