Pendahuluan pada awalnya tali dikenal orang adalah tali-tali yang terbuat dari serat tumbuh-tumbuhan (nabati) dan dari bahan hewani. Akan tetapi dengan kemajuan teknologi maka diketemukan tali-tali jenis ain l misalnya tali kawat (mineral), tali sintetis (serat tiruan) dan lain-lain. Kehadiran tali-tali ini mendesak tali-tali jenis serat tumbuh-tumbuhan dan hewani, dikarenakan banyak kelebihan yang dimiliki tali jenis ini antara lain lebih kuat dan dapat dipercaya. Diatas kapal tali banyak digunakan untuk berbagai macam keperluan, dari mulai tali yang terkecil sampai yang terbesar misalnya untuk keperluan jahit menjahit terpal, tenda, karung, tali perum, tali topdal, tali pengikat tenda, tali bendera, tali lashing, sling/net, tali penganyut, tali takal (tali ulang), laberang, dan lain-lain. Jenis dan ukurannyapun berbeda-beda sesuai dengan kegunaannya. Dibedakan antara Dadung (tros), tali dan benang. Yang disebut tros (dadung) adalah tali yang ukurannya (C) sekurang-kurangnya 1,5 inchi (4 cm). Perlengkapan kapal seperti Takal/Katrol itu adalah susunan antara Blok dengan tali ulangnya agar beban yang diangkatnya menjadi ringan dan aman. Sedangkan Takal Dasar itu tidak sama dengan Takal/Katrol, Takal Dasar adalah Jangkar, rantai jangkar dan penataan yang digunakan untuk melayani jangkar dan rantainya. Untuk lebih jelasnya ikuti penjelasan dalam buku diktat ini dari uraian yang tersebut diatas. 10.2. Identifikasi Jenis , Bahan, Sifat dan Fungsi Tali Jenis-jenis tali yang dipergunakan diatas kapal menurut bahan dasarnya terdiri dari : - Tali Hewani Bahan dasar tali jenis ini terbuat/diambil dari bagian-bagian dari binatang misalnya : otot, kulit, bulu dan lain-lainnya. Akan tetapi pada saat ini penggunaannya sudah sangat terbatas bahkan sudah langka. - Tali Nabati Bahan dasar dari tali jenis ini diambil dari serat tumbuh-tumbuhan, baik dari daun maupun dari b/pelepah/kulit. Ada beberapa macam tali nabati yang banyak digunakan maupun diperdagangkan antara lain : 451 a. Tali Manila Bahan dari serat tumbuhan pisang liar (Abaca) yang banyak tumbuh di Philipina dan Sumatera. Warna seratnya kuning muda berkilauan. Sifatnya tahan basah, licin, lemas dan ringan, tidak mudah menyerap air. Penggunaannya diatas kapal dari tali-tali yang berukuran besar hingga terkecil misalnya tali kepil (tros), Tali Takal, lopor sekoci, tali tenda dan sebagainya b. Tali Sisal Tali jenis ini terbuat dari serat pojon sisal (Agave) yang banyak terdapat di Afrika Timur, Mexico dan Indonesia. Warna seratnya kuning kecoklat-coklatan dan kasar. Sifatnya menyerap air, tidak tahan cuaca atau keadaan lembab dan kaku. Digunakan terbatas pada tali-tali kecil saja misalnya tali buangan, tali anak, tali marlin. c. Tali Hennep Terbuat dari jenis pohon rami (nenas) yang banyak tumbuh di India, Italia, Balkan dan Zelandia Baru, seratnya berwarna putih kelabu (perak) dan halus. Tali jenis ini mudah menyerap air dan mudah lapuk. Tidak banyak digunakan diatas kapal. d. Tali Cocos Terbuat dari serat/serabut buah kelapa yang berwarna coklat kemerah-merahan, tahan air, ringan (terapung) dan daya renggangnya besar. Penggunaannya terbatas sebagai dampral/ganjal. e. Tali Katun Terbuat dari serat bunga yang berwarna putih mudah kotor, seratnya halus mudah menyerap air, lemas dan kuat. Digunakan untuk tali topdal, perum, dan tali bendera. f. Tali Jute Terbuat dari serat jute yang banyak tumbuh di India, berwarna coklat muda, banyak menyerap air, mudah lapuk dan tidak begitu kuat. Digunakan sebagai bahan pembuat karung (goni) dan tali pakal. - Tali Mineral Tali jenis ini bahan dasarnya terbuat dari benang/kabel kawat. Ada beberapa jenis mineral yang digunakan sebagai bahan pembuatan kabel kawat tersebut misalnya : besi, kuningan, tembaga. Yang banyak digunakan diatas kapal tali kawat dan tali kawat baja. Kelemahan dari tali kawat ini ialah mudah tertombol 452 (kink) dan sukar dikembalikan/diluruskan. Daya renggangnya (elastisitas) kecil sehingga mudah putus apabila mendapat sentakan-sentakan dan sangat licin. Pelayanannya agak sulit, akan tetapi lebih tahan lama dan kekuatannya dapat dipercaya. - Tali Sintetis Bahan dasarnya serat sintetis (tiruan). Warnanya dapat bermacam -macam sesuai yang diinginkan. Tahan terhadap air/udara lembab, ringan, kuat dan tidak mudah terbakar dan daya renggangnya besar. Digunakan untuk keperluan tali-tali besar maupun yang kecil. Tidak mudah dihinggapi binatang-binatang atau tumbuhtumbuhan (jamur) sehingga tidak mudah lapuk dan perawatannya mudah, pelayanannya agak sedikit sulit , karena licin dan elastis. Untuk menyambung atau membuat mata tali (eye splice) diperlukan anyaman yang banyak dan dalam penggunaannya kalau putus sangat berbahaya. Macam-macam tali sintetis ialah tali nylon,tali daccron, tali polyppropyline dan tali polyetheline. Ada beberapa jenis pintalan tali antara lain : Tali pintal kanan artinya arah pintalan tali searah jarum jam atau dapat ditandai dengan huruf “ S “ Tali pintal kiri artinya arah pintalan tali berlawanan dengan arah jarum jam atau dapat ditandai dengan huruf “ Z “ Pintalan memanjang atau sama (Longlay) ialah arah pintalan benang menjadi strand/kardil searah dengan arah pintalan kardil menjadi tali. Pintalan jenis ini hanya dapat dilakukan pada tali kawat. Sifatnya lemas, tetapi mudah terurai dan mengalami kerusakan pada bagian luar. Dikapal digunakan sebagai tali jalan (katrol), reep bongkar muat dan lain-lain. Pintalan Silang (Crosslay) ialah arah pintalan benang menjadi kardil berlawanan arah dengan arah pintalan kardil menjadi tali. Pintalan jenis ini sifatnya kaku tetapi tidak mudah terurai. Untuk tali kawat ini digunakan sebagai tali tegak misalnya tali laberang. 453 Gambar. 10.1.a. Arah Pintalan Tali Gambar. 10.1.b. Pintalan kanan dan kiri 10.3. Prosedur dan Proses Pintalan Tali 10.3.1. Tali Serat (Fibre rope) Bahan dasar tali jenis ini ialah serat/serabut baik itu dari tumbuhtumbuhan (nabati) ataupun serat tiruan/sintetis. Mula-mula seratserat dipintal menjadi benang (string), kemudian sejumlah benang (string) dikumpulkan dan dipintal menjadi strand (kardil), selanjutnya 3 atau 4 kardil dipintal menjadi tali. 454 Gambar. 10.2.a. Susunan dan bahan tali serat (Fibre rope) Arah pintalan dari serat untuk menjadi tali harus bergantian atau berlawanan (silang) agar tali tidak terurai. Sebagai contoh sejumlah serat dikumpulkan dan dipintal kekanan/kekiri menjadi benang pintal kiri/kanan. Kemudian sejumlah benang pintal kiri/kanan dipintal kanan/kiri menjadi kardil/strand pintal kanan/kiri. Selanjutnya 3-4 kardil pintal kanan/kiri dipintal kiri/kanan menjadi tali pintal kiri/kanan. 10.3.2. Tali Kawat Baja (wire rope) Sebagai bahan dasar tali jenis ini adalah benang/kabel baja. Benang-benangnya pejal dan jumlah benang untuk tiap-tiap kardil berkisar antara 19 – 61 benang. Tali kawat baja terdiri dari 6 kardil dan ditengahnya teras (hati) sebagai pengisi rongga dan mencegah gesekan diantara kardil kardilnya serta mencegah kerusakan bagian dalam. Teras dari kawat baja untuk tali-tali pintalan silang digunakan dikapal sebagai tali-tali tegak (laberang) karena lebih kuat dan kaku. Sedangkan Teras dari serat yang bermutu rendah, jika dikehendaki tali kawat yang lebih lemas, sebagai tali jalan, pada teras ini diberikan pelumas, sehingga dapat memberikan pelumasan bagian dalam kardil-kardilnya mencegah karat. 455 Tali kawat baja dapat dipintal dengan pintalan sama/memanjang (Longlay) maupun pintalan silang (Crosslay) sesuai dengan kebutuhan. Jika dikehendaki tali kawat baja yang lemas sebagai tali jalan misalnya maka benangnya harus kecil (halus) dipintal memanjang dan terasnya dari serat. Gambar. 10.2.b. Bagian-bagian dari kawat baja 10.4. Ukuran dan Kekuatan Tali Besarnya tali dapat diukur keliling tali (circumstance = c) atau garis tengah (diameter = d) dari penampangnya. Hubungan antara c dengan d adalah : c = 2pR d = 2R maka : c = p x d ( p = 22/7 = 3,14 ) c = 3,14 d Gambar. 10.3. Pengukuran tali 10.5. Pemeliharaan dan Perawatan Tali Agar tali-tali dapat tahan lama (awet) dan aman dalam penggunaannya, maka diperlukan pemeliharaan dan perawatan yang sesuai dan baik. Untuk maksud itu kita harus mengenal jenis-jenis, sifat dan karakteristik dari tali tersebut. 456 10.5.1.Tali Serat Khususnya Tali Serat Nabati dianjurkan agar : a. Dihindarkan/jauhkan dari air, udara lembab. Disimpan ditempat yang tidak kering dan lembab, b. Tidak berhubungan langsung dengan besi kapal (dek dan dinding kapal) dengan cara diberikan ganjal (dunnage) dari kayu supaya ada peranginan atau ventilasi, c. Jika habis dipakai agar dikeringkan lebih dahulu dengancara diangin-anginkan sebelum disimpan, d. Dihindarkan dari minyak atau bahan lain yang mengandung minyak misalnya cat, tir dan lain-lain, e. Dijauhkan dari bahan-bahan/cairan kimia, f. Dihindarkan dari sengatan panas secara langsung, biasanya ditempatkan yang terlindung dibawah atap atau ditutup dengan terpal, dan jauhkan dari mesin, ketel dan lai-lain, g. Dijaga agar tali tidak kusut/bertombol, dengan cara digulung searah dengan arah pintalannya. Ujung setiap tali atau yang baru dipotong harus diikat (takling), h. Hindarkan dari benda keras dan tajam, i. Dalam pemakaian hindarkan dari sentakan-sentakan dan beban yang melebihi keamanan muatnya (SWL). 10.5.2. Tali Kawat Baja (wire rope) Untuk pemeliharaan tali kawat baja pada umumnya sama dengan pemeliharaan tali serat, kecuali untuk tali jenis ini : a. Agar sering diminyaki dengan jalan dibersihkan terlebih dahulu kotoran dengan sikat kawat dan minyak tanah, kemudian disemir dengan minyak pelumas (grease), b. Digulung di dek atau pada tromol dengan gulungan berdiameter besar atau secara angka delapan. Dibawah ini ada beberapa gambar dalam penanganan tali pada kegiatan dikapal. 457 Gambar. 10.4.a. Penanganan tali Gambar. 10.4.b. Pemasangan tali di bolder 458 Gambar. 10.4.c. Tali menali 459 Lanjutan gambar 10.4.c. ............. 10.6. Blok 10.6. Blok Blok adalah suatu alat yang merupakan satu bagian dari Takal atau Katrol yang terbuat dari kayu, logam atau dari kayu dan logam. Blok dapat berfungsi setelah dirangkai dengan tali ulang sehingga beban yang diangkat menjadi ringan dan aman. Cara penyusunan Tali ulang pada blok akan menentukan berat beban yang diangkat pada kegiatan bongkar muat. Untuk lebih jelasnya penjelasan tersebut dapat diuraikan secara terinci adalah sebagai berikut : 10.6.1. Bagian Utama Blok a. Rumah atau Kerangka b. Halkah atau kaitan blok untuk menggantungkan blok tersebut atau tempat beban digantungkan. Becket adalah lubang atau kaitan dibagian bawah blok. c. Roda atau keping tempat tali d. Poros tempat roda berputar (bahan dari baja) e. Lacker atau bearing yaitu logam pada sekeliling poros tempat keping berputar yang berfungsi sebagai pelindung dan pelicin. 460 Gambar. 10.5. Blok kayu Pada umumnya keping roda terbuat dari logam namun ada pula yang terbuat dari bahan kayu. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu pok, karena kayu pok mempunyai sifat baik dan mengeluarkan dan mengandung minyak (getah) yang dapat berfungsi sebagai pelumas. 10.6.2. Klasifikasi dan Ukuran Blok Klasifikasi Blok Blok dapat diklasifikasikan menurut jumlah keping atau roda yang ada didalamnya, Blok Tunggal adalah blok dengan satu roda atau keping, Blok dobel (ganda) adalah blok dengan dua roda atau keping, Blok tripel adalah blok dengan tiga roda atu keping dan seterusnya. Ukuran Blok Ukuran blok ditentukan oleh panjang pipinya, - Untuk blok kayu dengan tali ulang manila ukuran pipi adalah paling sedikit 3 kali keliling tali, sedangkan blok untuk tali kawat ukuran pipinya paling sedikit 5 kali keliling tali, - Ukuran keping blok kayu adalah 2/3 pipi. Contoh : Blok mempunyai ukuran 9 inchi maka untuk tali manila yang digunakan sebagai tali ulang adalah yang berukuran keliling 3 inchi. 461 Blok Tunggal Blok Ganda (double) Blok Tripel (Tiga roda) Gambar. 10.6. Blok Keping Satu, Dua dan tiga 10.6.3. Type Blok Untuk tipe blok kayu yang ada dan digunakan diatas kapal itu terdiri dari blok kayu berjerat dan blok kayu bersalut logam, kemudian blok logam yang dipergunakan untuk tali-tali nabati 462 pada umumnya roda atau keping blok dibuat dari perunggu dan blok logam yang dipergunakan untuk tali-tali kawat atau rantai baja pada umumnya roda atau kepingnya terbuat dari besi cor. Dibawah ini ada beberapa macam blok logam dan kayu yang beroda/mata/keping tunggal, ganda, tripel. Gambar. 10.7. Macam dan jenis Blok 463 10.6.4. Pemeliharaan dan Perawatan Blok Pemeliharaan dan perawatan blok mutlak harus dilaksanakan agar blok dapat digunakan setiap saat, awet, tidak menyulitkan pada waktu digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merawat blok adalah sebagai berikut : 1. Blok harus seringdibersihkan dan dilumasi dengan minyak pelumas, 2. Jika membersihkan pakailah dengan minyak tanah, blok dibuka dilepas masing-masing bagiandibersihkan dengan minyak tanah, 3. Gesekan pada blok yang dipakai pasti terjadi dan menimbulkan suara berdenyit. Gesekan itu terjadi antara tali dan keping, antara keping dengan Bis, antara bis kurang minyak pelumas, atau terjadi adanya keausan perlu diganti. 4. Untuk kontrol dan service perlu terus dilakukan agar blok dapat digunakan setiap saat. 10.7. Takal / Katrol (Blok dan Perlengkapannya) Perlengkapan kapal seperti Takal (blok dan perlengkapannya), Takal Dasar sering digunakan dalam kegiatan diatas kapal. Masih banyak lagi jenis dan macam perlengkapan kapal, namun dalam buku diktat ini akan disajikan tentang Blok, Takal/Katrol dan Takal Dasar. Takal/Katrol itu adalah suatu rangkaian yang menjadi satu sistim terdiri dari blok yang dihubungkan dengan tali ulang agar beban yang diangkat menjadi ringan dan aman. Takal ini banyak digunakan pada saat kegiatan bongkar muat. Penyusunan tali ulang pada blok akan menentukan berat beban yang diangkat. 10.7.1. Bagian Utama Blok Gambar dibawah ini adalah satu susunan Takal/Katrol yang sedang mengangkat beban (W), dan dapat dilihat nama bagian dari Takal adalah sebagai berikut : 464 Gambar. 10.8. Bagian utama dan Susunan tali di blok Dari susunan Takal tersebut diatas maka daya angkat/tarik dapat dihitung dengan ketentuan : K = W/N dimana : K = Gaya/tenaga tarik W = Berat Beban N = Jumlah tali ulang yang terdapat pada blok gerak (Nilai gesekan antara poros dan keping/roda diabaikan atau dianggap nol) 10.7.2. Jenis dan Macam Takal/Katrol a. Jol/Takal/Katrol Tunggal (Single whip) - Jol/Takal/Katrol Tunggal susunanya adalah satu blok dengan seutas tali ulang. - Dalam pengertian yang sebenarnya bukan merupakan Takal karena jika nilai gesekan pada keping atau roda = 0 (nol), maka gaya angkat/tarik akan sama besarnya dengan berat beban itu sendiri, - Takal susunannya paling tidak harus 2 (dua) blok, Untuk itu supaya gaya angkat/tarik menjadi lebih kecil dari pada beban yang diangkat, maka susunannya harus dibalik (lihat gambar) sehingga nilainya : 465 K = 1/2 W A 2 1 K B A 2 1 3 B K K = 1/3 W Gambar :10.9. Cara pemasangan tali pada blok yang menguntungkan dan tidak menguntungkan b. Jol/Takal/Katrol Ganda (Doubel whip) - Takal ini terdiri dari 2 blok masing-masing roda atau keping atau mata satu lengkap dengan tali ulang/lopornya yang telah terpasang. - Takal ini dinamakan juga Takal mata dua atau Takal tali ulang dua. - Jika dipasang secara biasa : K = ½ W Dimana bagian angkatnya terletak pada blok tetap (lihat gambar) - Jika dipasang secara menguntungkan : K = 1/3 W Dimana bagian angkatnya bergerak (lihat gambar) terletak pada blok
c. Takal Mata Tiga atau Takal Tali Ulang Tiga (Luff ) - Takal ini terdiri dari 2 blok masing-masing bermata satu dan yang lain bermata dua. - Jika dipasang secara biasa maka : K = 1/3 W Dimana bagian angkatnya terletak pada blok yang tetap (lihat gambar) - Jika dipasang secara menguntungkan maka : K = ¼ W Dimana bagian angkatnya terletak pada blok yang bergerak (lihat gambar) d. Takal Mata Empat atau Takal Tali Ulang Empat - Takal ini terdiri dari 2 blok masing-masing bermata dua (2) (beroda/berkeping dua) - Jika dipasang secara biasa maka : K = ¼ W Dimana bagian angkatnya terletak pada blok yang tetap (lihat ambar) - Jika dipasang secara menguntungkan maka : K = 1/5 W Dimana bagian angkatnya terletak pada blok yang bergerak (lihat gambar) - Takal semacam ini banyak digunakan pada penganyut batang muat. e. Takal Mata Enam atau Takal Tali Ulang Enam (Three Fold Purchase) - Takal ini terdiri dari 2 (dua) blok masing-masing bermata tiga dengan tali ulang, - Jika dipasang secara biasa : K = 1/6 W Dimana bagian angkatnya terletak pada blok tetap (lihat gambar) - Jika dipasang secara menguntungkan maka : K = 1/7 W Dimana bagian angkatnya terletak pada blok yang bergerak (lihat gambar) - Takal semacam ini disebut juga Takal berat. 467 Perhatian : Untuk mengangkat beban yang ringan biasanya orang menggunakan Takal dengan tali ulang dari serat nabati (Manila), Untuk mengangkat beban yang berat menggunakan tali ulang kawat atau rantai Faktor bertambah besarnya gaya angkat/tarik pada suatu beban dipengaruhi adanya nilai gesekan pada blok yang digunakan. Besarnya angka gesekan antara 5% – 10% tiap keping/mata/roda pada blok terhadap berat beban yang diangkat. - Dengan demikian ketentuan didapatkan sebagai berikut : K = W/N akan menjadi: sehingga K = Dimana : K : W: N : p : f : 10.7.3. N Gaya/tenaga tarik Berat beban Jumlah tali ulang pada blok gerak Jumlah keping atau mata atau roda Gesekan pada tiap tiap keping (5% -10%) : K = W/N + Jumlah gesekan pada tiap keping K = W/N + p x f x W/N atau W + p x f x W Prosedur Menyiapkan Tali Ulang pada Takal - Mula-mula dimulai mempersiapkan dan meletakan blokblok di dek/lantai, pengkait pada masing-masing blok berada diluar, - Memasang tali ulang mulai pada blok yang lebih banyak matanya atau apabila kedua blok mempunyai jumlah mata yang sama, maka dimulai dari blok dimana akan diikatkan bagian tetapnya atau pada blok yang ada timlinya, - Masukan tali ulang dimulai dari mata yang ditengah 468 Gambar. 10.10. Susunan tali pada 2 blok 10.7.4. Pemeliharaan dan Perawatan Takal Takal itu tersusun dari suatu sistim blok-blok dengan talinya maka pemeliharaan Takal dibagi menjadi dua bagian yaitu pemeliharaan blok dan pemeliharaan talinya. Dibagian depan dalam diktat ini telah dijelaskan bagaimana melakukan pemeliharaan blok dan tali temalinya. Kalau terjadi kerusakan atau keausan perlu diperhatikan untuk diganti agar tidak terjadi kecelakaan pada waktu digunakan 10.7.5. Contoh Perhitungan 1. Sebuah Takal berkeping empat dengan cara menguntungkan dipakai untuk mengangkat sebuah beban berat 4 ton. Gesekan diperhitungkan 10 %, diminta besarnya gaya tarik. 469 Penyelesaian : W + f x p x W K = N 4 + 10/100 x 4 x 4 = 4 + 1,6 = 5 5 ton = 5 5,6 = 1,12 ton 2. Beban 20 ton ditarik dengan Takal seperti pada gambar. Gesekan diperhitungkan 10 %. Tentukan gaya tarik yang diperlukan. Lukisan : Penyelesaian: K1 = W + f x p1 x W N1 = 20 + 10/100 x 5 x 20 5 20 + 10 = 5 = 6 ton = = 5 5 6 + 10/100 x 4 x 6 4 + 1 8,4 = 1,68 ton K2 = K1 + f x p2 x K1 N2 6 + 2,4 = 470 3. Dari sebuah berat dengan Takal berat dengan cara yang menguntungkan, diperhitungkan gesekan 10 %, melewati roda-roda penghantar seperti pada gambar, diperhitungkan gesekan masing-masing 5 %. Ditanyakan besar gaya tarik winch, apabila beban = 15 ton. Lukisan : Penyelesaian : W + f x p x W K1 = N Maka : = 7 3,34 + 1/20 x 3,43 K2 = 7 3,6015 + 1/20 x 3,6015 K3 = 1 = 3,782 ton = 3,781575 ton = 3,6015 ton 15 + 1/10 x 6 x 15 = 3,43 ton 471 10.8. Takal Dasar Yang dimaksud dengan Takal Dasar adalah Jangkar, rantai jangkar dan penataan yang digunakan untuk melayani jangkar dan rantainya. Penataan tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini yang terdiri dari antara lain : Ulup rantai, Stopper dasar/Bosa dasar, Pangsi jangkar/mesin jangkar/derek jangkar, Bak rantai ( chain locker) dan alat-alat pengikat rantai. 472 Gambar. 10.11. Takal Dasar 10.8.1. Jangkar a. Menurut Kegunaannya - Jangkar Haluan - Jangkar Arus - Jangkar Cemat - Jangkar Sekoci - Jangkar Haluan Jumlah jangkar haluan ada 3 buah terdiri dari 2 buah jangkar terpasang apa ulup jangkar dan 1 buah sebagai cadangan. Jangkar Haluan dipergunakan untuk menahan kapal pada waktu berlabuh. Berat jangkar pada kapal kurang dari 5000 ton = 1 lbs untuk tiap ton desplasemen kapal. Makin besar kapal makin kecil perbandingannya. - Jangkar Arus Jangkar arus dipergunakan untuk menahan kapal terhadap arus dari buritan dan agar supaya kapal tidak berputar pada waktu berlabuh dalam arus. Berat jangkar arus = 1/3 x berat jangkar haluan. Bilamana kapal dilengkapi dengan jangkar buritan, tidak perlu lagi dilengkapi jangkar haluan cadangan maupun jangkar arus. Berat jangkar buritan = berat jangkar haluan. - Jangkar Cemat Jangkar cemat dipergunakan untuk menambangkan jangkar haluan pada waktu kapal kandas. Berat jangkar cemat = ± 1/5 berat jangkar haluan 473 - Jangkar Sekoci Jangkar sekoci dipergunakan untuk menahan sekoci, pada waktu sekoci berlabuh. Ukurannya kecil dan dapat diangkat oleh satu orang. b. Menurut kostruksinya Jangkar dibagi dalam 2 jenis yaitu : - Jangkar bertongkat 1. Jangkar bertongkat tetap 2. Jangkar bertongkat tidak tetap - Jangkar Patent/tidak Bertongkat/Polos - Jangkar Bertongkat Tetap - Jangkar ini sudah jarang dipergunakan dikapal kurang praktis, sedikit sulit penanganannya dan memerlukan ruangan yang cukup luas. - Bahan pembuatannya terbuat dari baja tempa - Jangkar bertongkat tidak tetap Jangkar jenis ini hanya dipakai sebagai jangkar cemat atau jangkar arus, karena jangkar ini tidak dapat dimasukan ke ulup jangkar 474 Gambar. 10.12.a. Jangkar bertongkat 475 Posisi jangkar didasar laut - Setelah jangkar dijatuhkan sampai didasar laut maka salah satu kuku dan lengannya akan menghadap kedasar laut (tanah), - Jika batangnya bekerja sejajar dengan dasar laut maka kuku dan lengan jangkar akan tertarik/menancap kedasar laut. - Tongkatnya akan selalu terletak mendatar didasar laut. B. Jangkar Patent/Jangkar Polos - Jangkar patent dimana batang dan lengan-lengannya dihubungkan dengan engsel dan dapat bergerak 450 kekanan dan kekiri. - Setelah didasar laut kedua sendoknya/kukunya akan segera menghadap tanah/dasar sehingga pada waktu ditarik akan segera masuk kedalam dasar laut, - Dalam kondisi apapun jangkar kekiri atau kekanan akan tetap makan/tancap. Keuntungannya : 1. Pelayanannya mudah 2. Batangnya dapat ditarik masuk kedalam ulup jangkar 3. Kedua sendoknya/kukunya dapat masuk mudak kedalam tanah. Kerugiannya : Kekuatan menahannya lebih rendah jika dibandingkan dengan jangkar bertongkat Dibawah ini dapat dilihat nama-nama bagian jangkar patent/polos maupun illustrasi posisi jangkar didasar laut. 476 Gambar. 10.12.b. Jangkar Patent / polos 477 Gambar. 10.12.c. Gambar posisi jangkar patent/polos di dasar perairan 10.8.2. Rantai Jangkar Rantai jangkar adalah merupakan rangkaian sambungan antara halkah-halkah yang panjangnya mencapai 15 depa (27,5 m). Potongan-potongan yang panjangnya 15 depa tersebut dimana rantai jangkar sihubungkan /disambung melalui suatu alat yang dinamakan Segel. Setiap halkah yang dirangkaikan tersebut mempunyai sengkang (dam) yang berguna untuk menjaga agar rantai jangkar tidak mudah berputar dan menanmbah kekuatan. Segel rantai jangkar terdapat 2 jenis dan macam Segel yaitu : 1. Segel Biasa (segel rantai) 2. Segel patent (segel kenter) 478 Gambar. 10.13. Rantai Jangkar Segel Biasa (segel rantai) Jika kedua ujung rantai jangkar disambungkan dengan segel rantai, jumlah halkah tiap segel harus ganjil agar supaya segel-segel rantai senantiasa selalu terletak dalam kedudukan mendatar pada waktu melalui pangsi pada derek jangkar. Mengingat bentuk segel tersebut , maka segel rantai harus dipasang dengan bagian lengkungnya menghadap jangkar dengan maksud : a. Apabila rantai jangkar diarea (lego) dengan mudah jangkar berjalan bebas, b. Apabila dihebob (rantai ditarik masuk) karena g esekannya perlahar-lahan, kemun gkinan tersangkut tidak ada dan segel rantai duduk dengan baik Gambar. 10.14.a. Segel Biasa Keterangan gambar. : a. Bagian lengkung b. Baut c. Pen 479 Segel Patent (segel kenter) Segel patent terdiri dari dapatdilepas antara lain : - 2 potongan setengah halkah - 1 dam/sengkang - 1pen beberapa bagian yang Bentuk segel patent sama dengan bentuk halkah-halkah rantai jangkar Gambar. 10.14.b. Segel patent Cara memasang segel patent (segel kenter) : Potongan setengah halkah (a) dimasuksn kedalam potongan setengah halkah yang lain (b) dengan cara menggeserkan kearah horizontal, Dam/sengkang (c) dimasukan didalam alur yang terdapat diantara kedua potongan setengah halkah tersebut, Pen yang berbentuk segi 6 (d) dimasukan kedalam lubang yang menembus kedua potongan halkah dan sengkang (dam) dan selanjutnya lubang ditutup dengan timah cor 10.8.3. Merkah (Tanda pada Segel) Merkah/tanda pada segel diperlukan dan harus dibuat oleh sebuah rantai jangkar yang dipakai dikapal. Dengan mengetahui merkah/tanda pada segel maka dapat diketahui berapa panjang rantai yang telah dikeluarkan (dilego). 480 Panjang setiap segel adalah 15 depa (fathoms). Oleh Lloyd’s Regester ditentukan bahwa satu segel panjangnya adalah 15 fathoms = 25 meter. Jumlah panjang rantai jangkar yang besar antara 240 – 330 depa (fathoms). Maksimum panjang total rantai jangkar adalah 330 fathoms = 604 meter, jadi untuk masing-masing jangkar panjang maksimumnya = 302 meter. Untuk setiap perintah lego jangkar dapat diketahui dari berapa segel yang dikehendaki, disamping itu pula dengan adanya segel yang telah diberi tanda/merkah (nomer segel) mempermudah untuk melihat dan membaca jumlah segel yang telah dilego. Pada umumnya tanda/merkah pada segel-segel rantai jangkar menggunakan lilitan kawat pada sengkang/dam dari halkah yang mengapit segel, atau menggunakan cat warna putih agar merkah/tanda dapat dilihat jelas pada m,alam hari atau pada saat cuaca buruk. Contoh pemasangan merkah/tanda pada segel rantai jangkar adalah sebagai berikut : 1. merkah pada segel I, lilitan kawat dan cat pada sengkang/dam halkah pertama didepan dan belakang segel I, 2. merkah pada segel II, lilitan kawat dan cat pada sengkang/dam halkah kedua didepan dan dibelakang segel II, 3. merkah pada segel III, lilitan kawat dan cat pada sengkang/dam halkah ketiga didepan dan dibelakang segel III 4. dan begitu seterusnya.......... Gambar. 10.14.c. Pemasangan merkah/tanda pada rantai jangkar 481 10.8.4. Rantai Pelopor Rantai pelopor itu berada pada susunan rantai jangkar yang letaknya diantara jangkar dengan segel yang pertama (lihat gambar. 10.11) Kegunaannya : 1. Jika ingin melepas jangkar cukup dirantai pelopor saja, tidak perlu melepas/membuka rantai sepanjang segel rantai yang pertama, 2. Pada ujung rantai pelopor dekat jangkar dipasang kili-kili (swivel) agar jangkar bebas bergerak dan dapat masuk pada ulup dengan baik 10.8.5. Stopper (Penahan Rantai) Diantara mesin jangkar/spil dan ulup jangkar terdapat penahan rantai atau lazimnya disebut stopper rantai / bosa dasar. Bosa dasar terbuat dari bahan besi tempa. Gunanya untuk menahan gaya-gaya dan sentakan-sentakan dari rantai (terutama waktu sedang berlabuh jangkar). Ada beberapa macam bentuk bosa dasar/penahan rantai seperti pada gambar dibawah ini : 482 Gambar. 10.15. Stopper (Penahan Rantai Jangkar) 10.8.6. Derek Jangkar/windless Untuk mengangkat/menghebob jangkar dikapal digunakan alat yaitu Derek Jangkar/mesin jangkar. Letak derek jangkar berada dibagian depan kapal atau diujung haluan kapal. Bagian-bagian derek jangkar antara lain terdiri dari : 1. Mesin/motor yang digerakan oleh diesel/elektik, 2. Spil/wildcat merupakan gulungan/thromol yang dapat menyangkutkan rantai jangkar pada saat melewatinya, 3. Kopling atau peralatan yang dapat melepaskan atau menhubungkan spil dengan mesin, 4. Band rem untuk mengendalikan spil apabila tidak dihubungkan dengan mesin, 5. Roda-roda gigi, dihubungkan dengan poros, 6. Tromol/gypsies, untuk melayani tros kapal dipasang pada ujung-ujung dari poros utama. Perlu diketahui bahwa mesin/motor dapat berputar bolak-balik (area dan hebob) dan dapat diatur kecepatannya dengan menggunakan handle pengontrol. Guna mengendalikan spil agar tidak berputar pada waktu kopling dilepas akibat gaya berat dari jangkar dan rantai jangkar maka dipasang band rem ( lihat gambar. 10.11. ) 483 10.8.7. Ceruk Rantai Jangkar (Chain Locker) ( Bak Rantai Jangkar) - Ceruk rantai/bak rantai berada dibawah poros jangkar. Diatas ceruk rantai terdapat pipa rantai tepat berada disisi belakang dari spil, sebagai jalan masuknya rantai jangkar, - Pada umumnya ceruk rantai terletak didepan sekat depan kapal dan dibagi menjadi dua yaitu kanan dan kiri oleh sekat membujur, - Bak rantai/ceruk rantai digunakan untuk menyimpan rantai. Rantai jangkar disimpan didalam ceruk rantai dengan susunan silang menyilang disebut cara Franse Bochten Penyusunan ini dilakukan dengan maksud : 1. Supaya ceruk rantai dapat memuat seluruh rantai jangkar, 2. Rantai jangkar selalu siap digunakan meskipun dalam pelayaran kapal mengoleng atau mengangguk, - Apabila jangkar telah merapat dilambung kapal (diulup) dan rantai jangkar dalam keadaan teratur rapi, maka masih terdapat ruangan kosong minimum 4 kaki yang digunakan untuk tempat orang menyusun rantai tersebut, - Ujung rantai jangkar didalam bak rantai masing-masing diikat. 10.8.8. Penanganan dan Pemeliharaan jangkar, Rantai jangkar Pemeliharaan jangkar, rantai jangkar dapat dilakukan pada saat kapal naik dok maupun dalam pelayaran. Pekerjaan yang harus dilakukan pada kegiatan ini antara lain dapat disusun sebagai berikut : Kapal Berlayar Sebelum kapal berlayar tentu pekerjaan menghebob jangkar terlebih dahulu dilakukan, rantai jangkar yang bergerak akan masuk diceruk rantai bersamaan itu dilakukan pencucian rantai jangkar dan jangkar dari kotoran lumpur. Setelah kapal meninggalkan pelabuhan dan berada dilaut yang cukup bebas, maka jangkar dan peralatannya dilakukan pengamanan antara lain : 1. Jangkar dikencangkan, derek jangkar dalam kedudukan bekerja (kopling terhubung), 2. Band rem dikencangkan, 3. Ulup sebelah atas (di dek) ditutup, 4. dan pekerjaan pemeriksaan lainnya. Apabila kapal akan tiba disuatu pelabuhan lakukan pekerjaan sebagai berikut : 484 1. Pemeriksaan salah satu dari kedua jangkar yang akan digunakan maka jangkar siap dilego, 2. Dilanjutkan persiapan dan pemeriksaan kebalikan seperti pada waktu berangkat, sepoerti melakukan uji coba dan pemanasan seluruh peralatan Takal Dasar. Kapal Berada di Dok Pemeriksaan dan perawatan takal dasar total dapat dilakukan adalah pada waktu kapal naik dok. Bagian-bagianyang rusak atau mengalami keausan harus segera diperbaiki atau diganti. Cara melakukan perawatannya adalah sebagai berikut : a. Jangkar, rantai jangkar diturunkan/dikeluarkan dari ceruk rantai, periksa dan ketok karatnya kemudian dicat dengan black varnis b. Bak rantai/ceruk rantai dibersihkan dan diketok kemudian di cat dengan black varnis, Khusus untuk rantai jangkar perlu diperhatikan bahwa agar supaya rantai jangkar terpakai dengan merata maka perlu diadakan pemindahan rantai jangkar secara bergantian seperti penjelasan dibawah ini. Rantai jangkar segel pertama dipindah ke segel yang terakhir dengan demikian maka kedudukan/susunan segel adalah sebagai berikut : 1. Rantai segel kedua menjadi segel yang pertama, disusul rantai angkar segel ketiga menjadi segel kedua dan segel rantai jangkar yang pertama menjadi segel yang terakhir (misal naik dok yang pertama), 2. Satu tahun kemudian kapal naik dok yang kedua, diadakan pertukaran rantai jangkar lagi yaitu rantai jangkar ketiga menjadi segel yang pertama, segel rantai jangkar kedua menjadi segel rantai jangkar yang terakhir, 3. Jika kapal mempunyai jumlah rantai jangkar 10 segel maka kapal naik dok yang ke 10 rantai jangkar telah merata dipindahkan yang akhirnya segel yang pertama dipindahkan ke segel terakhir itu akan kembali lagi posisinya disegel yang pertama, 4. Perlu diperhatikan jangan sekali-kali dilakukan hanya memutarkan kedudukan rantai, sehingga segel yang pertama menjadi segel rantai yang terakhir dan segel yang terakhir menjadi segel rantai yang pertama, itu tidak benar. 485 10.8.9. Bolder ( Bollard ) Pengikatan tali tambat dikapal maupun didarat pada saat kapal melakukan sandar di dermaga ditempatkan pada Bolder (Bollard). Disamping kegunaan bolder tersebut diatas juga digunakan pengikatan tali pada waktu kapal ditarik oleh kapal tunda atau kapal lain saat kapal akan masuk pelabuhan atau kegiatan yang lain. Dengan demikian konstruksi bolder harus lebih kuat dari tali tambat ( mooring ). Ada bermacam-macam type bolder yang sering digunakan dikapal antara lain : 1. Bolder Yang Berdiri Vertikal(Vertical Type Bollard) 2. Bolder Membentuk Sudut (Oblique Type Bollard) Gambar. 10.16.a. Bolder Yang Berdiri Vertikal ( Vertical Type Bollard) Gambar. 10.16.b. Bolder Membentuk Sudut (Miring) (Oblique Type Bollard) 486 Fair Leads And Chock Pada saat penambatan kapal dilakukan ataupun kegiatan lain dikapal yang menggunakan tali tambat Spring dan Tros maka akan terjadi gesekan antara tali tambat dengan lambung kapal, maka perlu tempat jalan tali tambat yang gunanya untuk mengurangi adanya gesekan antara tali tambat dengan lambung kapal. Ada bermacam-macam bentuk dan jenisnya antara lain dapat dilihat pada gambar dibawah ini..a. Bolder 487 .b. Jenis Bolder Yang Lain Warping Winch And Capstan Untuk penarikan tali Tros atau Spring pada waktu pengikatan (penambatan) kapal di dermaga digunakan warping winch atau Capstan. Tenaga penggeraknya dari listrik atau tenaga hidrolik.
1 komentar:
Artikel yang bagus, tapi gambar-gambarnya mohon untuk ditampilkan. terima kasih
Posting Komentar